Berenang sering dianggap sebagai olahraga low-impact yang menyegarkan, namun banyak orang justru merasa kehabisan napas dan kelelahan otot dengan sangat cepat setelah beberapa lap saja. Fenomena ini membingungkan karena dalam air, tubuh terasa lebih ringan dan tidak menanggung beban gravitasi seperti di darat. Kelelahan saat berenang ternyata berasal dari kombinasi faktor unik yang melibatkan sistem pernapasan, efisiensi gerak, dan tuntutan fisik yang spesifik. Memahami penyebab-penyebab mendasar ini adalah langkah pertama untuk menghemat energi dan berenang dengan lebih jauh serta lebih lama.
Resistensi Air yang Tinggi dan Teknik Gerak yang Tidak Efisien
Air memiliki kerapatan sekitar 800 kali lebih padat daripada udara, sehingga setiap gerakan yang kita lakukan di dalam kolam menghadapi resistensi yang sangat besar. Berbeda dengan berlari di darat di mana kita bisa memanfaatkan momentum, di air kita harus “membuka jalan” terus-menerus. Teknik yang tidak efisien, seperti posisi tubuh yang terlalu rendah di air atau gerakan kaki dan tangan yang tidak proporsional, akan membuat kita melawan air alih-alih memanfaatkannya untuk mendorong tubuh maju. Energi yang terbuang untuk melawan resistensi inilah yang dengan cepat menguras tenaga.
Sistem Pernapasan yang Terbatas dan Terkendala
Dalam kebanyakan olahraga darat, kita bisa bernapas secara bebas dan terus-menerus. Sebaliknya, dalam berenang, kita hanya bisa mengambil napas pada momen singkat ketika mulut berada di atas permukaan air. Pola pernapasan yang terputus-putus ini sering menyebabkan hiperventilasi atau justru kekurangan oksigen (hipoksia) jika tidak diatur dengan baik. Rasa panik dan desakan untuk segera menghirup udara dapat memicu pernapasan yang pendek dan cepat, yang tidak optimal untuk mengisi paru-paru. Akibatnya, tubuh masuk ke dalam mode anaerobik lebih cepat, memproduksi asam laktat dan menimbulkan rasa lelah.
Penggunaan Kelompok Otot yang Tidak Biasa dan Berlebihan
Berenang adalah olahraga whole-body workout yang menggerakkan hampir semua kelompok otot utama secara simultan. Bagi pemula, tubuh menggunakan banyak otot tambahan (accessory muscles) untuk sekadar menjaga kestabilan dan mengapung, yang justru tidak efisien. Otot-otot punggung, bahu, dan inti (core) yang mungkin kurang terlatih dalam kehidupan sehari-hari dipaksa bekerja keras. Tanpa kekuatan dan daya tahan yang memadai pada otot-otot pendukung ini, kelelahan otot setempat (misalnya di bahu) akan datang dengan cepat dan mengganggu seluruh ritme renang.
Posisi Tubuh yang Horizontal dan Tekanan Hidrostatik
Berbeda dengan posisi vertikal di darat, berenang mengharuskan tubuh dalam posisi horizontal. Posisi ini mengubah dinamika sistem kardiovaskular, dimana jantung harus memompa darah melawan gravitasi untuk mengalirkannya ke kaki. Selain itu, tekanan hidrostatik air yang menekan dada dapat membuat rongga dada terasa lebih “sempit”, sehingga membutuhkan usaha lebih untuk mengembang-kempiskan paru-paru. Kombinasi antara perubahan kerja jantung dan usaha pernapasan yang bertambah ini membuat sistem kardiovaskular bekerja ekstra, mempercepat denyut jantung dan menimbulkan rasa capek yang menyeluruh.
Pengelolaan Energi dan Koordinasi yang Rumit
Berenang menuntut koordinasi yang tinggi antara pernapasan, gerakan lengan, tendangan kaki, dan rotasi tubuh. Ketika koordinasi ini belum otomatis, otak harus bekerja keras untuk memproses setiap gerakan secara sadar, yang sangat menguras energi mental. Kecemasan, ketegangan, dan gerakan yang kaku akan semakin mempercepat pembakaran energi. Pada akhirnya, tubuh tidak hanya kelelahan secara fisik, tetapi juga secara mental. Kelelahan mental ini sering kali menjadi pemicu utama seseorang menghentikan latihan, bahkan sebelum otot-otutnya benar-benar mencapai batas kemampuan.
Kesimpulan
Kelelahan saat berenang adalah masalah multifaset yang terutama disebabkan oleh inefisiensi teknik, bukan semata-mata kurangnya kebugaran fisik. Resistensi air, keterbatasan pernapasan, penggunaan otot yang belum terbiasa, perubahan fisiologis dalam air, dan tuntutan koordinasi yang tinggi adalah faktor-faktor yang saling berkaitan. Dengan fokus pada perbaikan teknik—seperti streamlining tubuh, pengaturan napas yang ritmis, dan penguatan otot inti—seseorang dapat mengubah energi yang selama ini terbuang percuma menjadi dorongan yang efektif, sehingga berenang terasa lebih ringan dan menyenangkan.

Tinggalkan Balasan